Oleh DP Anggi
Ke mana gadis itu? Gadis usia belasan
yang setiap hari memenuhi beranda-berandaku dengan puisi-puisi manisnya. Puisi
yang menyimpan jiwa sastra, serta aksara yang tak pernah lelah. Biasanya,
setiap hari, tiada hari tanpa puisi baginya. Aku sudah terbiasa menikmati
puisinya sambil duduk santai, dengan hati terkulai. Puisinya merasuk tajam, ke
relungku terdalam.
Aku, tak pernah berani untuk
menyapanya. Tak berani, meski hanya mengucap salam. Tak bernyali. Sering, hanya
pada angin, kusampaikan, Apa kabarmu, gadis puisi?