03 Oktober 2012 diterbitkan di koran cyber
Jangan Usik Aku
Sore itu, ia hanya duduk termangu. Menunggu dalam sehari penuh tak
masalah baginya. Yang ada di benaknya hanyalah harus mempersembahkan yang
terbaik. Walau banyak kekecewaan yang menghampiri, ia tetap yakin jika niat
baik selalu berakhir dengan kebaikan. Perasaannya bercampur antara bahagia dan
tak percaya diri. Ia juga tak tahu harus bagaimana untuk menyikapi banyak
penonton di hadapannya nanti.
Akhirnya, gilirannya untuk tampil sebagai peserta lomba solois dengan
nomor urut 48 pun berlangsung. Dengan sepenuh hati ia menyanyikan lagu yang dari
awal sudah disukainya. Alunan nada yang rendah berusaha ia nyanyikan, begitupun
alunan nada yang tinggi ia gapai semampunya. Usai tampil, ia merasa bahagia.
Tak perduli menang atau kalah yang penting baginya kepuasan penonton. Serta
merta tepuk tangan yang meriah dihadiahkan penonton untuknya.
Dengan keringat yang bercucuran ia turun panggung dan tersenyum dengan
lengkungan indah di bibirnya. Tak lama setelah bernyanyi, pengumuman lomba itu
langsung diumumkan oleh juri yang salah satunya adalah orang yang cukup
terkenal di belantika musik Indonesia.