Ilustrasi : izzysabki.wordpress.com |
*
Hujan di hari
ke-tiga Agustus. Asaku hampir terputus. Di Ramadhan yang hanya tinggal
menghitung hari, aku berusaha mengingat kapan pertama kali engkau
melihat dunia. Kapan pertama kali engkau menangis dan tertawa. Engkau
tak suka pesta. Tak suka diberi hadiah. Pada suatu ketika, akhirnya
engkau tertawa lepas di depan kue berlilin yang sudah kutata. Hanya
sekali itu saja. Dan selanjutnya takkan pernah. Senyum yang renyah itu
berderai—gurih, hingga menampakkan gerahammu. Hanya itu senyum dan tawa
yang paling kuingat.
Wajah khawatir
kala itu, adalah ketika