Kamis, 19 April 2018

FF | SEPULUH

Hari ini kamu mengajakku bepergian. Betapa bahagianya aku ternyata kamu tak lupa ini hari apa setelah 'kukode' kamu semalam. Aku ingin tiap tahun di tanggal 10 bulan 10, kita selalu merayakan masa lalu dan berharap setiap tahun, masa depan yang menjadi masa lalu akan terus kita rayakan, dan ini sudah tahun ke-2.

Tempat yang kita kunjungi tahun lalu penuh dengan keramaian. Namun, tahun ini kamu membawaku ke tempat yang berbeda. Apakah ini kejutan?

"Mari melihat masa laluku," ucapmu memecah hening saat kita telah masuk ke sebuah galeri lukisan. Kemudian ponselmu berdering.

"Pergilah ke ujung lorong ini, melihat-lihatlah, dan berhenti persis di depan lukisan yang paling menarik perhatianmu. Tunggu aku di sana," ucapmu lagi. Aku pun mengikuti ucapanmu. Lalu, aku tiba di sebuah lukisan besar yang menarik perhatianku. Sepertinya, memang ini lukisan yang kamu maksud sebab kamu tahu aku penyuka mawar merah.

Sepuluh menit berlalu. Kamu belum juga menyusulku. Aku hanya mematung sembari menatap lukisan itu; latar hitam arang, wajah perempuan yang begitu tabah dalam kesendirian, mawar-mawar, dan dedaunan yang mengitarinya. Indah sekali, sekaligus menyedihkan.

Tiga puluh menit telah berlalu. Lama. Aku kembali ke depan untuk melihatmu tapi kamu tak nampak. Kuputuskan kembali lagi ke lukisan tadi dan kuperhatikan kembali, ada 10 mawar merah di lukisan ini. Baiklah. Akan kutunggu 10 menit lagi. Tetapi, keterlambatanmu membuatku curiga, akukah masa lalu yang kamu maksud?

Kemudian sebuah pesan masuk. Kuhela napas dalam-dalam sebelum membacanya. "Jangan patah hati. Kamu pasti bisa memiliki seseorang yang baru lagi. Tapi, kusarankan untuk tak terlalu menyepuluhkan segalanya. Karena dari awal aku tak pernah suka mengenang tanggal. Maka, selamat tinggal."

Sepuluh menjadi sepele kini. Dan kamu menjadi masa lalu paling bijak yang berharap aku bertemu seseorang yang baru. Klise.

Greenhill, 03 Februari 2018
_______
DP  Anggi