Ini adalah cerpen yang kupersembahkan untuk hari ibu :)
Selamat membaca
Selamat membaca
Di Balik Sebuah Mimpi
Oleh DP Anggi
FAM790M Pekanbaru
Sinar mentari jatuh
menembus celah dedaunan. Bias sinar itu, kadang tampak merah, jingga, kuning,
nila, ungu, biru, hijau dan memudar. Awan-gemawan beriringan, berkumpul, mengepul.
Sesepoi angin menghembuskan kekeringan, tanah subur berubah debu. Puncak itu
sunyi, tak ada kehidupan. Namun, terdengar suara tapak kaki, sunyi, dan
terdengar lagi.
Terlihat
perempuan tua berlari tergopoh-gopoh. Sesekali ia berhenti, menarik napas
panjang. Ia menyeka peluh dengan tangannya. Ia tak peduli dengan peluh yang
membuat kedua matanya menjadi perih. Ia tetap berlari semampunya, mengelilingi
tempat itu. Tubuhnya terasa semakin dingin, bercampur rasa lelah yang membuat
pandangannya semakin melebur. Langkahnya kian tertatih, menyiratkan tubuh renta
itu tak mampu lagi berlari.
Dengan
sisa tenaga yang ada, ia tetap berporos pada tugu yang berada di puncak bukit
itu. Kakinya mulai terasa kebas, tanpa alas. Ia tersungkur, namun berusaha
bangkit lagi dengan napas tersengal. Wajahnya kian basah, kain putih yang ia
kenakan menjadi lusuh dan ternoda. Ia berteriak