Benar saja, sebab lama tak bersapa
Lupa sampai duduk tenang bertamu
Kuputar kenangan dan ingatan lama
Mengingat caraku memanggilmu
Aku merasa tersalah
Harus memanggil nama, atau apalah itu
Ya, benar-benar terlupa
Karena jarak dan waktu tak lagi setubuh
Engkau yang di sana
Mendatangiku dengan napas terengah
Bagai ungkapan selaksa cahaya utuh
Mengucap apa yang harus kutahu
Saat itu turunlah tetesan embun dari mataku
Engkaulah yang ketika itu berjalan di bawah setapak waktu
Menata kasih pada debaran kisah yang berawan
Sebab berita yang engkau bawa telah berubah hujan
Kau tetap saja termenung dalam diam
Mengamatku saat hati tak lagi bertuan
Berdoa panjang di sepertiga malam
Berharap Sang Pemberi Cinta memberi kemudahan
Entah apa lagi yang harus kusampaikan
Sepotong rindu yang kau bawa pergi telah engkau kembalikan
Entah apa lagi yang akan kueja
Sebab semua perasaan telah tercurah kepada Sang Maha Cinta
Salam hangat dan semangat dari DP Anggi
FAM790M Pekanbaru
http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2013/06/08/tetesan-embun-dari-mataku-566933.html
biar ku hapus air mata mu..
BalasHapusbiar sapu tanganku menjadi saksi kegundahan mu..
meski semua terasa sulit bagi mu
yakinlah akan rencana tuhan mu
salam rindu untuk dirimu..
[si dewi persik :p]