Kamis, 18 April 2013

Berdetak Karena Jarak



Apakah teh itu masih hangat?

Apakah masih, sayang?

Sedang diri sudah menghirup aromanya

Sedang waktu untuk mereguk masih terbilang lama


Aku, merasa tak mampu untuk bilang tidak

Aku, merasa tak sanggup untuk berteriak

Saat rindu berdetak karena jarak

Beriring doa dengan airmata menyesak


Sayang, masih lamakah engkau ke sini?


Sedang hampir setiap malam kita bermunajad pada Ilahi

Saling mengenang kekurangan diri

Sambil memikirkan menjadi ‘tukang’ pada rumah hati


Tapi, di satu sisi

Aku sering merasa tidak pantas untukmu

Noda masalalu seperti gedung tinggi

Merumah, hingga sering aku menahan tangisku


Ya, aku memang sering menahan airmata

Mengharu biru pada malam tertentu

Kadang, menangis tanpa karena

Berharap ada bahumu tempat bersandarku


Entah, aku tak meminta untuk terburu

Belum tentu Allah memberi restu

Tetaplah kita mengejar cita-cita itu

Hingga suatu masa menjadi saksi saat dua insan menyatu


Salam hangat dan semangat dari DP Anggi
FAM790M Pekanbaru

0 komentar:

:10 :11 :12 :13 :14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39

Posting Komentar