Apa yang membuat Anda susah menulis?
Oleh DP Anggi FAM790M, Hamda Alfansuri FAM795S,
Hamdi Alfansuri FAM796S (Anggota FAM INDONESIA Wilayah Pekanbaru)
Menulis adalah hal yang menyenangkan. Pada
hakikatnya menulis adalah menuangkan hasil pikiran berupa tulisan dalam bentuk
kata-kata. Baik pada selembar kertas, daun, pasir, dan sebagainya. Bagi penulis
pemula, mungkin ia sering dilanda berbagai konflik dalam dirinya. Ya, salah
satunya mengenai permasalahan menulis. Apa yang membuat Anda susah menulis?
Jika pertanyaan itu dilayangkan kepada
Anda, apa yang Anda pikirkan? Ini bukan untuk status facebook, ini serius. Saat
pertanyaan itu dilayangkan kepada saya, yang pertama kali saya pikirkan adalah
“Sulit untuk memulai”. Mengapa saya katakan demikian? Karena itu fakta, saat
seseorang sulit untuk memulai, maka semuanya tidak akan berjalan sesuai
harapan. Penyebab sulit memulai ini menurut saya adalah ketidakpercayaan diri
atas kemampuan dan bakat menulis yang dimiliki serta minimnya ilmu pengetahuan.
Yang harus dilakukan adalah perbanyaklah
membaca buku dan bahan bacaan lainnya. Buku apa saja bisa asalkan buku itu
mengandung nilai dan makna yang positif, seperti buku pelajaran, buku motivasi,
novel, cerpen, puisi dan bahan bacaan lainnya, bahkan koran pun bisa yang
penting bahan bacaan yang bermanfaat. Terlebih lagi sekarang sudah ada
internet, tinggal ketikkan saja dan klik, mudah bukan? Saya tidak bermaksud
menggurui, manatahu ada yang gaptek, hehehe.
Selanjutnya, fokuskan pikiran Anda ke
arah mana arah kepenulisan Anda tersebut, bisa saja Anda menguasai fiksi atau non
fiksi. Fiksi seperti cerpen, puisi dan lain-lain, sedangkan non fiksi seperti
artikel,essai dan lain sebagainya. Anda bisa memulai menulis hanya dengan
sebuah curhatan saja saat Anda mengalami kejadian-kejadian yang tidak
disangka-sangka, kejadian menyenangkan atau tidak, apatah lagi jika Anda sedang
kasmaran alias berbunga-bunga karena jatuh cinta. Siapa lagi yang akan memulai
selain Anda?
Jawaban kedua menurut saya adalah sifat
moody yang Anda miliki.
Mood berpengaruh besar terhadap niat menulis Anda.
Moody muncul kapan saja, tidak mengenal waktu. Terkadang bahkan ketika Anda
sedang menggarap sebuah tulisan, di tengah jalan mood Anda bisa saja hilang. Bahkan
saya sendiri, kemunculan moody bisa saja tengah malam. Inilah yang sudah
menjadi kebiasaan saya, menulis di tengah malam. Moody disebabkan pula oleh
beberapa faktor seperti kebosanan, kekesalan, kekecewaan yang kesemuanya itu
berhubungan erat dengan perasaan dan emosional
Anda.
Untuk menghindari ketergantungan pada
mood, seorang penulis sebaiknya menetapkan atau menyusun jadwal menulis pada
waktu-waktu tertentu. Kedisiplinan itu perlu. Misalnya, Anda harus menulis pada
jam satu setelah jadwal makan siang, atau sebagainya. Dengan membiasakan diri
menulis sesuai jadwal seorang penulis akan terbiasa menulis setiap harinya atau
sesuai jadwal dan tentunya tidak lagi ada ketergantungan pada mood. Namun, yang
namanya manusia pasti ada masa badmood bahkan ilfeel.
Jadi, ketika mood Anda sedang bagus,
tulislah tulisan apa saja yang memungkinkan Anda tidak kehilangan lagi moody
itu. Ide dan moody tidak jarang pula sejalan. Ide dan moody lebih sering tak sejalan,
terkadang disaat ide muncul moody pun hilang. Untuk yang satu ini, Anda bisa
saja mengantongi secarik kertas dan sebuah pulpen. Bagus atau tidak moody Anda,
ketika ide menulis itu muncul silahkan tuliskan inti pokoknya pada secarik
kertas tadi. Itu akan membantu Anda mengumpulkan ide tanpa harus kehilangan ide
tersebut walaupun tidak seindah ide awal yang Anda pikirkan saat ingin menulis.
Jawaban ketiga berhubungan erat pula
dengan moody yang telah saya tuliskan di atas. Saat menulis dengan senangnya
tiba-tiba saja ide Anda hilang. Anda menjadi buntu. Tulisan Anda yang semula
akan Anda selesaikan detik itu juga menjadi terbengkalai. Hal ini disebabkan
oleh moody dan pikiran yang bercabang. Intinya adalah fokus, namun fokus saja
rasanya tidak cukup.
Anda tahu apa yang harus Anda lakukan?
Pikirkan saja bahwa ide itu tidak terbatas. Simpan dulu saja tulisan Anda yang
terbengkalai itu dan pikirkan Anda akan menyimpannya pada sebuah folder baru
yang bernama ‘Naskah Belum Selesai’. Bukankah itu ide? Bahkan ini adalah sebuah
ide brilian, bisa jadi tulisan Anda akan menjadi lebih bernilai nantinya.
Tidak yakin dengan kemampuan diri
sendiri. Kebanyakan penulis pemula masih sering berfikir “mampukah saya
menyelesaikan tulisan ini?”, “layakkah apa yang saya tulis?” dan lain
sebagainya. Ya, tentu saja pemikiran seperti ini merupakan kesalahan besar.
Karena pemikiran-pemikiran tersebut akan memberikan sugesti negatif pada diri
seorang penulis yang menyebabkan ia akan kehilangan kepercayaan diri.
Penulis pemula harus menghindari
sugesti-sugesti yang dapat membuat kesulitan menulis. Maka, tanamkanlah sugesti
positif pada diri Anda. Contohnya, “saya pasti bisa menyelesaikan tulisan ini”,
“tulisan ini harus best seller” dan lain sebagainya. InsyaAllah, sugesti itu
akan memberikan hasil yang positif pula dan akan terus memompa semangat menulis
yang ada.
Belum adanya kesiapan mental, hal ini
cenderung dimiliki penulis pemula.Sebagai penulis harus mempersiapkan dirinya
untuk menerima segala kritikan-kritikan pedas. Dan biasanya bagi penulis yang
belum siap mentalnya akan menjadi pesimis dan berfikiran, “Tulisan saya saja
tak layak, lalu untuk apa saya menulis lagi”.
Seharusnya penulis pemula dapat
menjadikan kritikan-kritikan itu menjadi sebuah hal yang terus memacu semangat
menulis, dan merubah pemikirannya menjadi “tulisan saya belum layak, berarti
saya harus terus belajar untuk menulis yang lebih layak lagi”. Nah, untuk
pertanyaan “Apa yang membuat Anda susah menulis?” sampai disini dulu, karena
kami yakin Anda sudah menemukan cahaya terang walau hanya setitik.
Pertanyaan
yang akan dilayangkan kepada Anda selanjutnya adalah “Untuk apa menulis hal
seperti ini?”. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, sekilas jika Anda
bermental lemah maka pertanyaan seperti ini akan membuat anda down untuk
melanjutkan tulisan, bahkan Anda bisa berhenti menulis untuk waktu yang lama. Bayangkan
saja, Anda sudah menulis dengan sepenuh hari berharap seseorang memetik pesan
dari tulisan Anda, namun seseorang lain tanpa rasa berdosa melayangkan
pertanyaan tadi kepada Anda. Sakit kali ya.
Teman
saya pernah mengatakan, “Al-Qur’an yang merupakan perkataan Allah SWT. saja
tidak sedikit yang banyak mencelanya”. Itu ulah siapa? Ya, menurut saya itu
ulah orang-orang yang tidak mendapatkan kemengertian. Tidak usah berlarut-larut
membahas hal ini, ini hanya permisalan saja. Kembali kepada pertanyaan kedua,
“untuk apa menulis hal seperti ini”. Untuk itulah tadi dikatakan bahwa seorang
penulis harus memiliki mental yang kuat untuk mendapatkan posisi di hati
pembaca. Jawaban yan tepat adalah “agar Anda dapat memetik hikmah, pesan
tersurat mau pun tersirat dari tulisan saya”.
Bahkan,
seorang ketua FLP Pekanbaru—Alam
Terkembang, ketika DP Anggi melayangkan pertanyaan seperti itu beliau menjawab
dengan semangat, “sebagai penulis kita jangan berfikir tulisan ini mau dibaca
atau tidak, yang jelas karya itu ada dulu. Orang yang bertanya seperti itu,
cenderung malas membaca dan berfikir sempit. Kalau diskusi peran menulis tidak
akan ada habisnya, menulis itu sebuah siklus yang punya efek domino,
multiplayer efek. Menulis tidak bisa dilihat manfaatnya tapi bisa dirasakan. Ia
seperti investasi, sekolah SD itu investasi, benar? kalau tidak sekolah SD bisa
kuliah apa tidak? Jadi menulis itu ya seperti itu, syahid pun kita, kita seakan
masih hidup, masih bersuara, itulah menulis. Jadi kadang orang mengatakan
dengan tegas, MENULIS MEMBUATKU HIDUP! Atau MENULIS BUKTI KALAU AKU HIDUP!”
Satu
lagi, ‘jangan sampai Anda sibuk melongok keluar dan lupa melongok ke dalam.’
Ini kutipan yang saya ambil dari sebuah buku berjudul 7 Keajaiban Rezeki yang
mega best seller karya Mas Ippho ‘Right’ Santoso. Benar yang beliau katakan,
kita terlalu sering melihat kemampuan orang dan merasa iri ketimbang melihat
potensi yang ada di dalam diri kita sendiri. Semangat! Yakinkan diri Anda bahwa
Anda benar-benar seorang penulis! Lahirkanlah banyak karya yang meninta dari
jemari Anda. Visikan Dakwah bil Qalam!
Dari uraian panjang ini, masih kah Anda
ingin melayangkan alasan, penyebab, dan akibat dari menulis? Jangan berpikir
terlalu panjang, diam saja, dan kerjakan! Tulis apa yang akan Anda tulis!
Jangan lupa, proses editing sangat
berperan penting.
Salam Aishiteru!
0 komentar:
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39
Posting Komentar