Kembali
ke Akar Tanaman
Kepada
pemimpinku! Wajahmu tengadah enggan melihat ke bawah
Kekuatanmu
hanya mengalir ke atas saja hingga kami pucuk muda hanya tertunduk lesu menanti
masa
Ucap
bijakmu berjalan masuk within put, di
proses melalui political system, keluar
melalui output, kau masih saja
berdalih susah memikirkan kami
Retas
semua ‘pikiran kirimu’ dan dekatkan diri pada Ilahi sehingga semuanya akan
dekat denganmu
Jangan
teruskan warisan budaya orde lama yang mendasikan tikus-tikus got! Jangan hanya
tengadah, tapi sesekali menunduklah
Ada
ranting-ranting kecil yang patah,
pucuk-pucuk yang layu, dan daun-daun menguning yang tidak kebagian
sumber kehidupan
Sudah
puaskah menggunakan filosofis ‘panjat pohon pinang’?
Kami
beramai-ramai menaikkanmu sebagai pemimpin ke puncak! Kami ikhlas kau
injak-injak, namun setelah di atas kejayaan kau terbahak
Mengapa
tak gunakan filosofis ‘akar tanaman’?
Menyerap
segala hal yang baik, tidak mengambil apapun yang buruk dan menyebarkannya ke
segala lapisan terluar
Dari
akar, batang, ranting, daun, pucuk, hingga setitik lapisan pun takkan
terlupakan
Pemimpinku!
Harapanku banyak untuk bumi pertiwi yang menyimpan tangis ringkik
Satukan
harapan kita! Tahukah? Saat harapan-harapan kita bersatu di dalam sebuah do’a
Do’a
dan harapan itu akan melambung tinggi ke langit Allah! Takkan mustahil jika
Yang Maha Kuasa mengabulkannya
Sekali
lagi pemimpinku! Jadilah seperti akar tanaman yang mengalirkan sumber kehidupan
ke seluruh lapisan!
Harapan
kita satu, sejahtera!