Sabtu, 26 November 2011

catatan seorang akhwat



Dua hal utama yang harus dijaga oleh seorang muslimah adalah izzah dan iffah. Izzah adalah kehormatan perempuan sebagai seorang muslimah. Sedangkan Iffah adalah bagaimana seorang muslimah dapat menjaga kesucian dirinya dengan menjadikan malu sebagai pakaian mereka. Saya pernah berdiskusi dengan seorang akhwat yang menyatakan bahwa fenomena yang saat ini sedang meggeluti para aktivis dakwah adalah masalah VIRUS MERAH JAMBU. Bahkan ada akhwat yang dengan berani menyatakan perasaannya kepada seorang ikhwan secara gambling. Padahal Bunda Khadijah ra, telah mencontohkan dengan santun bagaimana mengungkapkan perasaannya kepada seorang Muhammad yang notabene secara strata sosial lebih rendah kedudukannya daripada Khadijah. Bagaimana beliau mencontohkan kepada kita semua tentang hakikah menjaga izzah dan iffah sebagai seorang muslimah. Saya mengungkapkan keresahan hati ini bukan karena saya tidak tahu bagaimana rasanya jatuh cinta. Justru karena saya pernah jatuh cintalah maka saya ingin berbagi rasa.
Kita ini adalah manusia, seakhwat-akhwatnya seorang akhwat tetap saja dia adalah manusia. Yang dengannya Allah anugerahi rasa cinta, benci, suka, sayang, dan lain sebagainya. Allah telah mengatur bagaimana seharusnya kita menata hati kita. Yaitu dengan mengembalikan semuanya kepada Allah dan memusatkan cinta kita hanya pada-Nya. Kuncinya, hati-hati dengan interaksi walau atas nama urusan dakwah, meski hanya lewat sms atau dunia maya. Bagi para akhwat yang mempunyai masalah dengan hati, saya mempunyai sebuah quotes yang sangat mendalam, yaitu:

"Jika engkau jatuh cinta pendamlah rasa itu dan jangan kau tampakkan. Mohonlah kepada Allah agar menjadi tenang. Jika kau mati dalam keadaan bersabar, niscaya kau akan beruntung mendapatkan syurga." (Taman Orang-Orang yang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu)

Sungguh…

Seorang akhwat sejati lebih suka apabila seorang ikhwan benci atau takut padanya karena dianggap keras dan sangar wajahnya…


Dibandingkan ia harus menjadi fitnah bagi mereka akibat senyumannya…

Dibandingkan ia harus menjadi penyebab kemaksiatan di hati saudara-saudaranya akibat terlalu lembutnya suaranya…

Dibandingkan ia harus menjadi penyebab futurnya mereka karena kecerobohan dan kelalaiannya dalam menjaga izzah sebagai seorang muslimah…

Afwan…

Itulah prinsipku…

Mungkin caramu dan caraku berbeda…

Sebab pengalaman atas kecerobohanku dulu dan pengetahuan akan begitu buru
knya fitnah seorang wanita bagi pria telah memberikan banyak pelajaran berarti padaku tentang pentingnya menjaga izzah seorang muslimah…

“ Ya Allah, ampunilah aku atas apa yang tidak mereka ketahui, janganlah Engkau menyiksaku karena apa yang mereka ucapkan, dan jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka perkirakan…”

2 komentar:

  1. assalamualaikum

    jazakallah khairan katsir ya ukhtii..

    sangat bermanfaat untukku yang kasar

    BalasHapus
  2. waalaikum salam ukhti, afwan ana terlambat balas.Wa iyyaki :) Semangat ukhti, salam kenal dari ana, DP Anggi :)

    BalasHapus